Wednesday, October 16, 2019

MENGANALISIS PESAN DAN MENYUSUN ULASAN TERHADAP PESAN


Menganalisis Pesan dari Satu Buku Fiksi yang Dibaca

Buku fiksi merupakan buku atau karya sastra hasil imajinasi pengarang. Setiap karya sastra, baik yang berupa puisi, prosa, maupun drama tentu memunyai tujuan untuk menyampaikan suatu pelajaran atau nilai berharga kepada pendengar atau pembacanya. 
Kalian dapat membaca contoh cerita fiksi di sini: Selamanya Cinta
Salah satu karya sastra berbentuk prosa adalah cerpen. Terdapat banyak sekali nilai yang dapat disampaikan melalui cerpen; baik kemanusiaan, moral, budaya, sosial maupun nilai lainnya, misalnya menghormati orang lain, memerhatikan orang-orang yang terpinggirkan, mencintai, flora dan fauna, dan lain-lain.
Istilah sastra, pelajaran atau nilai yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pendengar atau pembacanya itu disebut amanat. Amanat merupakan salah satu unsur pokok yang membangun karya sastra dari dari dalam karya sastra itu sendiri (unsur instrinsik).
Untuk mengetahui unsur apa saja yang terdapat dalam cerita fiksi, simaklah video berikut:  Mengenali Unsur Pembangun Cerita Fiksi

Amanat adalah ajaran moral atau pesan yang ingin disampaikan oleh pengarang melalui karyanya. Karena itu, pesan moral tentu isinya berupa nilai-nilai yang baik sehingga pembaca bisa menjadikannya sebagai teladan atau contoh pembelajaran hidup. Biasanya, pesan atau amanat bisa ditelusuri melalui percakapan dan tindakan berbagai tokoh dalam cerita tersebut. 
Nilai-nilai yang terkandung dalam suatu cerpen dapat dicari dan diidentifikasikan dari kalimat-kalimat yang dituliskan oleh penulis. Cara lain adalah dengan mencermati dialog antar tokoh yang ada dalam cerita, atau menyelesaikan masalah, dan lain-lain.
Pengarang biasanya menyuarakan pesan-pesan moral dan pesan lainnya melalui dialog atau pemikiran tokoh. Peran tokoh yang digunakan sebagai media biasanya adalah tokoh utama. Namun, karena cerpen jarang menggunakan tokoh tambahan, maka tokoh yang ada dalam cerita itulah tokoh utamanya.
Identifikasi nilai yang terkandung dalam cerpen juga bisa dilihat dari alurnya. Berdasarkan peristiwa-peristiwa yang menyusun alur, pembaca dapat menemukan secara implisit nilai-nilai yang ingin disampaikan oleh pengarang.
Macam-macam amanat:
1.      Tersurat, diartikan sebagai amanat atau pesan yang secara jelas atau eksplisit diuraikan dari kata-kata sebuah tulisan.
2.      Tersirat, merupakan kebalikan dari amanat tersurat. Amanat/ pesan yang secara sengaja tidak dijelaskan atau dijabarkan secara tertulis di sebuah karya, tetapi pembaca dapat mengetahuinya melalui alur/jalan cerita yang ada dalam tulisan tersebut. Sehingga amanat tersirat sifatnya implisit atau tersembunyi.
Ciri-ciri amanat:
1.      Secara implisit (tersirat), amanat disampaikan dengan cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah laku atau peristiwa yang terjadi pada tokoh menjelang cerita berakhir.
2.      Secara eksplisit (tersurat) yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasihat, anjuran, atau larangan yang berhubungan dengan gagasan utama cerita

            Beberapa bentuk nilai-nilai sebagai pesan/amanat cerpen yang dapat digunakan sebagai pembelajaran hidup, misalnya nilai moral, budaya, sosial, religi/agama, dan lain-lain.
1.      Nilai religius/keagamaan adalah sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan ibadah, kepercayaan, atau unsur keTuhanan.
2.      Nilai moral adalah nilai yang berhubungan dengan perbuatan baik atau buruk, etika, dan budi pekerti.
3.      Nilai sosial adalah nilai yang berhubungan dengan norma dalam kehidupan bermasyarakat, misalnya, suka menolong atau membantu.
4.      Nilai budaya adalah sesuatu yang  berhubungan dengan adat istiadat atau kebiasaan-kebiasaan yang bernilai tinggi dalam kehidupan masyarakat.
5.      Nilai estetika,  Dra. Astini kusmiati mendefinisikan bahwa estetika adalah kondisi yang berkaitan dengan sensasi keindahan yang dirasakan seseorang tetapi rasa keindahan tersebut baru akan dirasakan apabila terjalin perpaduan yang harmonis dari elemen elemen keindahan yang terkandung pada suatu objek.

Contoh nilai-nilai yang ditemukan dalam cerpen melalui pesan/amanatnya sebagai berikut:

Kutipan
Nilai
Pesan/Amanat
“Walau apa katamu terhadapku, walau kaucaci maki aku, kau kutuki aku, aku terima. Tapi, untuk membiarkan Masri dan Arni hidup sebagai suami istri, padahal Tuhan melarangnya, o...o...o..., itu telah melanggar prinsip hidup setiap orang yang percaya pada-Nya. Kau memang telah berbuat sesuatu yang benar sebagai ibu yang mau memelihara kebahagiaan anaknya. Tapi, ada lagi kebenaran yang lebih mutlak yang tak bisa ditawar-tawar lagi, yakni kebenaran yang dikatakan Tuhan dalam kitab-Nya. Prinsip hidup setiap orang yang menjunjung kebenaran Tuhan.”
(Kemarau, A.A. Navis)

Nilai Religius
Setiap manusia harus memegang prinsip sesuai dengan ajaran agama.
Pak, pohon pepaya di pekaranganku telah dirobohkan dengan semena-mena. Tidakkah sepatutnya hal itu kulaporkan? Itu benar, tapi jangan melebih-lebihkan. Ingat, yang harus diutamakan ialah kerukunan kampung. Soal kecil yang dibesar-besarkan bisa mengakibatkan  kericuhan dalam kampung. Setiap soal mesti diselesaikan dengan sebaik-baiknya. Tidak boleh main seruduk. Masih ingatkah kau pada peristiwa Dullah dan Bidin tempo hari? Hanya karena soal dua kilo beras, seorang kehilangan nyawa dan yang lain meringkuk di penjara.
(Gerhana, Muhammad Ali)

Nilai Moral
Sebagai makhluk sosial dan hidup bermasyarakat sebaiknya menghindari perbuatan membesar-besarkan persoalan yang kecil sehingga berakibat fatal.
Jalan keluar yang lain, menurut pikiran Badri, ialah kawin dengan seorang gadis yang punya pekerjaan. Yang lebih baik ialah yang jadi pegawai negeri sebab pegawai negeri lebih banyak memunyai keringanan tugas dibanding dengan pegwai swasta. Pegawai negeri yang terbaik untuk dijadikan istri adalah Pendidik sekolah karena terlatih dengan hidup yang sangat sederhana.
 
Nilai Sosial
Kriteria memilih gadis yang tepat untuk dijadikan sebagai teman hidup (istri)
Di sinilah terjadi perbuatan yang menyesatkan. Namun, Monang bertanggung jawab dan akan mengawininya. Dan kenyataannya lain. Ibu Monang telah menjodohkannya dengan gadis Batak pilihan ibunya. Monang sendiri tak kuasa menolaknya. Ia kawin dengan gadis pilihan ibunya. Sementara itu, janin yang dikandung Manen mengalami kelainan, bayi itu akan lahir cacat.
(Raumanen, Marianne Katoppo)

Nilai Budaya
Seorang laki-laki harus memiliki prinsip tentang perjodohan, karena hal tersebut menyangkut keberlangsungan rumah tangganya.
Penggalan teks cerpen dikutip dari buku Mandiri, Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI, Erlangga)


Sebelum melanjutkan materi, kita simak dulu cerita menarik berikut:






Menyusun Ulasan
Ulasan adalah tulisan kritis yang disusun berdasarkan hasil penilaian, pengamatan, pertimbangan, dan pemeriksaan secara terperinci terhadap suatu karya baik fiksi maupun nonfiksi seperti, buku, novel, puisi, cerpen, film, musik, dan sebagainya.

Ulasan dalam pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan untuk menyajikan informasi menyeluruh tentang sebuah karya sastra juga memengaruhi penikmat karya untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh tentang layak tidaknya sebuah karya sastra.

Ulasan juga dapat disebut review. Ulasan pada umumnya ditulis dalam bentuk narasi. Ulasan berfungsi untuk menimbang, menilai, dan mengajukan kritik terhadap karya atau peristiwa yang diulas.

Ciri-ciri teks ulasan sebagai berikut.
1. Strukturnya terdiri dari orientasi, tafsiran, evaluasi, dan rangkuman.
2. Berisi pandangan atau opini penulis mengenai suatu hasil karya.
3. Opini yang ditulis berdasarkan kenyataan atau fakta.
4. Teks ulasan disebut juga ulasan.

Jenis Jenis Teks Ulasan
Berdasarkan isinya teks ulasan dapat dibagi menjadi tiga.

1.      Teks Ulasan Informatif
Teks ulasan informatif biasanya berisi mengenai gambaran singkat, padat, dan umum suatu karya. Ulasan ini hanya memaparkan bagian yang penting saja dan menekankan pada kelebihan dan kekurangan sebuah karya yang diulas.
2.      Teks Ulasan Deskriptif
Teks ulasan deskriptif berisi gambaran terperinci pada tiap bagian suatu karya. Pada umumnya ulasan deskriptif dilakukan pada karya fiksi untuk mendapatkan gambaran jelas tentang manfaat, pentingnya informasi, dan kekuatan argumentatif yang dituangkan penulis dalam membuat sebuah karya.
3.      Teks Ulasan Kritis
Teks ulasan kritis merupakan teks ulasan yang berisi tentang ulasan terperinci suatu karya sastra dengan mengacu pada metode atau pendekatan ilmu pengetahuan tertentu. Teks ulasan ini dibuat secara objektif dan kritis bukan pandangan pembuat ulasan tersebut.
Karakteristik Teks Ulasan
1.      Fungsi Teks Ulasan
a)      Memberikan informasi kepada pembaca tentang sudut pandang penulis terhadap suatu hasil karya.
b)      Menginformasikan kepada masyarakat tentang kelayakan yang dimiliki suatu hasil karya.
c)      Menginformasikan kepada pembaca untuk mengetahui isi atau kritikan terhadap suatu hasil karya.
d)     Menginformasikan kelebihan dan kekurangan suatu hasil karya.
e)      Menginformasikan kepada pembaca perbandingan sebuah karya dengan karya lain yang sejenis.
f)       Mengajak pembaca berdiskusi mengenai masalah yang terdapat dalam suatu hasil karya.
g)      Menyampaiakan saran kepada pembaca apakah suatu hasil karya pantas untuk dinikmati atau tidak.
h)      Agar pembaca mudah untuk memahami hubungan antara suatu hasil karya dengan karya lain yang sejenis.
i)        Sebagai pertimbangan bagi para pembaca agar tidak salah dalam membeli suatu hasil karya.

2.      Struktur Teks Ulasan
Berikut ini adalah bagian-bagian yang terdapat dalam teks ulasan:
a)      Orientasi
Bagian orientasi merupakan bagian pertama dalam teks ulasan. Pada bagian ini, terdapat gambaran umum tentang suatu hasil karya, baik itu film, buku, ataupun drama. Dengan kata lain, penulis teks ulasan berusaha menyampaikan sedikit latar belakang tentang apa yang akan dibahas kepada pembaca.
b)     Tafsiran
Setelah bagian orientasi, berikutnya adalah bagian tafsiran. Pada bagian ini, sebuah hasil karya akan dibahas secara terperinci (detail). Mulai dari bagian-bagiannya, kelebihan, kekurangan, kualitas karya, dan lain sebagainya.
c)      Evaluasi
Evaluasi berisi pandangan dari pengulas mengenai produk barang maupun jasa, karya, atau kegiatan yang diulas. Hal ini dilakukan setelah melakukan tafsiran yang cukup terhadap hasil karya tersebut. Pada bagian ini akan disebutkan bagian yang bernilai (kelebihan) atau bagian yang kurang bernilai (kekurangan) dari suatu produk barang maupun jasa, karya, atau kegiatan yang diulas..
d)     Rangkuman
Rangkuman berisi kesimpulan dari ulasan terhadap produk barang maupun jasa, karya, atau kegiatan yang diulas. Bagian ini juga memuat komentar penulis apakah hasil karya tersebut bernilai/berkualitas untuk dibeli, digunakan, dinikmati, dibaca, atau ditonton/disaksikan. Kemunculan bagian rangkuman ini dalam teks ulasan bersifat opsional.

3.      Kaidah Kebahasaan Teks Ulasan
Kaidah kebahasaan teks ulasan adalah sebagai berikut:
a)      Isi teks ulasan umumnya menonjolkan unsur-unsur karya seni.
b)      Menggunakan kalimat opini, yang sifatnya persuasif atau menghasut orang.
c)      Menggunakan kalimat perbandingan, mengungkapkan persamaan dan juga perbedaan. Contoh: daripada, sebagaimana, demikian halnya, berbeda dengan, seperti, seperti halnya, serupa dengan, dan sebagainya.
d)     Menggunakan kata kerja material dan kata kerja rasional.
1)       Kata kerja material, yaitu kata kerja yang menyatakan kegiatan fisik/proses. contoh: berbicara, mendengarkan, membaca, menulis, berdiskusi, dan lainnya.
2)      Kata kerja rasional kopulatif, yaitu kata kerja yang berfungsi menggabungkan kata dan kalimat setara. Contoh bernama, disebut, jadi/menjadi, meruapakan, adalah, ialah, yaitu, yakni, dan sebagainya.
3)      Kata kerja rasional, yaitu kata kerja yang berfungsi sebagai kata bantu. Contoh: jadi, mungkin, boleh, harap, bisa, hendak/ingin/mau/akan, dapat/bisa, ada, dan lainnya.
e)      Menggunakan kata penghubung (konjungsi), baik itu konjungsi internal dan konjungsi eksternal.
1)      Konjungsi internal (intrakalimat), konjungsi yang menghubungkan dua argumen/gagasan/ide dalam kalimat simpleks atau dua kelompok klausa.
·         Penambahan/kesejajaran, contoh: dan, atau, serta.
·         Menyatakan waktu, contoh: setelah, sesudah, ketika, saat.
·         Menyatakan perbandingan, contoh: tetapi, melainkan, sedangkan, tidak hanya, tetapi juga, bukan saja/hanya...., melainkan juga....
·         Menyatakan sebab-akibat, contoh: sebab, akibat, sehingga, jika, karena, apabila, bilamana, jikalau.

2)      Konjungsi eksternal (antarkalimat), konjungsi yang menghubungkan dua peristiwa/deskripsi hal/benda dalam kalimat kompleks atau 2 kalimat simpleks.konjungsi ini juga dibedakan atas 4 kategori makna hubungan.
·         Penambahan/kesejajaran, yaitu konjungsi lebih lanjut, di samping itu, selain itu;
·         Menyatakan waktu/temporal, yaitu pertama, kedua, ketiga, mula-mula, lalu, kemudian, berikutnya, selanjutnya, akhirnya ;
·         Menyatakan perbandingan, yaitu sebaliknya, akan tetapi, sementara itu, di sisi lain, namun, namun demikian, walaupun demikian/begitu, dan sebagainya ;
·         Menyatakan sebab-akibat, yaitu oleh karena itu, akibatnya, hasilnya, jadi, sebagai akibat, maka, dan sebagainya. Terdapat 4 kategori makna hubungan.
Langkah-langkah membuat ulasan pesan sebagai berikut.
1.      Membaca teks
2.      Mengidentifikasi jenis teks
3.      Menentukan amanat yang disampaikan

No comments:

Post a Comment